Kamis, 22 Maret 2012

liburan bersama mama

Liburan kali ini mungkin yang terindah selama hidupku. Billy(samaran) adalah namaku dan aku berasal dari keluarga yang cukup bahagia.
Kejadiannya sekitar beberapa bulan yang lalu ketika ibuku datang ke Boston tempat aku menuntut ilmu. Tidak kusangka setelah hampir sekitar 9 bulan tidak bertemu, penampilan beliau semakin ok saja. Bagaimana tidak, di usianya yang 40 tahun (aku sendiri 19 tahun) dengan ukuran vital 38C-29-36 ditunjang pula dengan kegiatan fitnes membuat badannya seperti gadis berusia 25 tahun. Nah faktor inilah yang membuat nafsu birahiku berkobar-kobar.
Setelah menginap 2 malam di apartemenku, beliau mengajak untuk keluar kota menikmati alam indah pegunungan. Tanpa pikir-pikir lagi kita segera berkemas dan segera berangkat di pagi hari karena perjalanan ke sana memakan waktu sekitar 3 jam dengan mobil. Kalau hitung jarak sih seperti dari Jakarta ke Pangandaran. Sesampainya di sana kita segera mencari area perkemahan yang nyaman di dekat sungai. Setelah mendirikan tenda, aku bergegas mencari kayu bakar untuk memasak air dan untuk menghangatkan badan, maklumlah suhu di sini sekitar 5 derajat Celcius. Ibuku sendiri segera menyiapkan peralatan memasak untuk keperluan makan malam.
Menjelang makan malam kita bercerita mengenai keadaan masing-masing. Beliau bercerita mengenai ayah kami yang sekarang sudah semakin sibuk dengan pekerjaannya dan juga adik saya (pria) lagi gila dengan hobinya balap mobil. Aku sadar bahwa setelah kepergianku untuk sekolah ibuku agak kesepian. Sambil bersantap ibuku banyak menanyakan hal-hal pribadi yang menyangkut kehidupanku dan aku jawab dengan jujur apa adanya.
Sambil meneguk beberapa gelas wine, beliau bertanya, “Bill, kamu udah punya pacar belum di sini?”
Kaget juga mendengar pertanyaannya, “Kalo yang tetap sih yah..belum, tapi temen cewe sih banyak. Mau yang bule juga ada kok.” kataku sambil nyerocos.
Beliau tertawa mendengarnya dan aku dipeluknya erat. Entah kenapa kok tiba-tiba batang kemaluanku segera tegang, mungkin karena payudara ibuku yang besar itu mengganjal di dadaku atau juga karena cuaca yang cukup dingin. Beberapa saat kita bersenda gurau melepas rindu dan akhirnya kita memutuskan untuk tidur. Beliau segera terlelap di kantung tidurnya mungkin karena capek di dalam perjalan tadi siang. Sedangkan aku sulit tidur karena masih membayangkan bentuk tubuh ibuku dan juga batang kemaluanku belum turun. Dengan susah payah, akhirnya aku tertidur juga.
Pagi harinya aku terbangun karena sinar matahari masuk ke tenda kami. Kutengok ke katung tidur ibuku, ternyata beliau sudah tidak ada. Setelah sarapan seadanya aku ingin segera mandi di sungai. Jarak dari sungai ke tenda kami sekitar 100 meter. Dari kejauhan aku melihat seorang wanita sedang main air. Ternyata setelah aku dekati tidak lain adalah ibuku sendiri. Penasaran juga, aku semakin dekat sambil mengintip sedang apa sih beliau. Tidak lama kemudian, beliau membuka kaos putihnya dan juga celana pendeknya. Habis itu beliau melihat sekitarnya memastikan tidak ada orang dan juga membuka BH-nya serta celana dalamnya, kemudian langsung terjun ke sungai. Menyaksikan pemandangan yang indah ini, batang kemaluanku kembali menegang bahkan lebih tegang dari kemarin malam. Tanpa disadari aku mengocok-ngocok batang kemaluanku sendiri sambil berkhayal aku sedang ML denga beliau. Melihat pantatnya yang bulat menyembul dari permukaan air, semakin keras pula aku kocok batang kemaluanku.
Tidak tahan lagi, “Crooot… crottt… crot…” maniku keluar.
Kuputuskan untuk tidak jadi mandi dan kembali ketenda. Setelah itu kulihat beliau juga balik ke tenda dengan raut wajah yang segar kembali. Kita bergegas ganti pakaian karena ingin melihat beberapa acara di pusat perkemahan. Menjelang sore, kita kembali ke area tenda untuk istirahat. Aku segera mengambil handuk untuk pergi mandi, karena seharian ini aku memang belum mandi. Aku pamit dan beliau berkata akan segera menyusulku ke sungai. Tentu saja aku kaget campur gembira. Setibanya di sana, ingin tahu juga rasanya mandi berbugil ria di alam terbuka. Kucopot kaos dan celana pendekku sekaligus celana dalamku. Pertama sih aku kedinginan, tapi setelah itu malah keasyikan sampai aku lupa kalau ibuku mau menyusul.
“Bill, kayaknya kamu asyik banget tuh,” tiba-tiba suara beliau menyadarkan lamunanku.
Refleks aku menutupi batang kemaluanku yang sudah lama tegang. Aku sadar mukaku mungkin merah kuning hijau saat itu. Apalagi dia tanpa ragu-ragu membuka kaosnya dan rok mininya.
Terus katanya, “Boleh dong mami ikutan?”
Sambil terheran-heran kujawab, “Bo.. boleh kok…”
Segera beliau masuk ke dalam air. Setelah membasahi badannya, beliau segera melepas BH-nya diikuti celana dalamnya (mungkin beliau menyadari bahwa tidak adil kalau hanya aku yang berbugil ria). Wah birahiku semakin tidak bisa diajak kompromi nih, begitu juga batang kemaluanku yang sudah mulai kram karena kelamaan tegang.
Kami bercanda siram-siraman, saling mengelitiki dan lainnya. Karena sebel dikitikin (aku paling geli soalnya), kupeluk erat ibuku dari belakang sampai beliau tidak bisa bergerak. Ternyata tanpa disengaja, batang kemaluanku yang sudah tegang ini bersentuhan dengan pantatnya yang bulat (seperti punya bayi) itu.
Beliau bilang, “Udah dong Bill, mami sakit nih…. aduh apa nih yang nempel di pantat mami?”
Karena kaget bercampur malu, aku tarik mudur pantatku supaya batang kemaluanku tidak menyentuh pantatnya.
“Bill, Bill mami rasa tadi ada benda yang neken pantat mami. Barang kamu yah?” tanyanya.
Dengan malunya, saya jawab, “Ngga tau tuh mam, mungkin daun kali.”
Ibuku tertawa mendengarnya dan tiba-tiba tangannya sudah memegang batang kemaluanku.
“Nah, ini nih kayaknya yang mengganjal tadi,” katanya sambil mengelus-ngelus batang kemaluanku.
Aku tidak bisa bicara apa-apa, kecuali mengendurkan peganganku. Dielusnya batang kemaluanku dengan lembut sambil dikocok sekali-kali. Aku semakin tidak tahan dibuatnya. Kuciumi lehernya yang putih mulus dari belakang serta tanganku bergerilya ke payudaranya yang besar dan kenyal itu. Terdengar desahan keluar dari mulut ibuku. Rupanya beliau juga sudah tidak kuat menahan nafsunya. Kuputar badannya sehingga kita berhadapan muka dan segera kukulum bibirnya yang seksi itu. Beliau juga membalas ciumanku dengan ganas pula, sehingga lidahku disedot ke dalam rongga mulutnya yang hangat itu. Tidak mau kalah, aku juga melakukan hal yang sama sampai kami kesulitan bernapas karena nafsunya. Air dingin sebatas leher sudah menjadi hangat sepertinya.
Dengan tangan kiri menempel di pantatnya dan satu lagi meremas payudaranya, membuat keadaan semakin berkobar. Kubimbing tangannya menuju batu besar di tepi sungai, lalu kusuruh beliau duduk di atasnya, sementara aku masih berada di dalam air. Kurentangkan kedua belah kakinya yang indah itu dan segera terlihat bukit yang ditumbuhi bulu-bulu halus serta goanya yang mulai terbuka. Dengan insting seorang lelaki, aku jilat lubang kemaluan ibuku, tempat aku muncul di dunia ini 19 tahun yang lalu. Hal ini membuat beliau semakin menekan-nekan kepalaku serta membelai rambutku.
“Ohhh Biiilll… enak banget… terusss… mami udah ngga tahan,” desahnya.
Kujulurkan lidahku semakin dalam dan semakin terasa pula cairan kewanitaannya di lidahku yang terasa sangat nikmat.
“Ohhh yesss… oh yeh… mami keluaaarrr…” tiba-tiba badannya menegang.
Kujilati kembali badannya dari perutnya menuju lehernya hingga tiba di bibirnya. Sekarang badannya sudah berada di dalam air lagi sambil membelakangiku. Kulebarkan kakinya berlawanan arah dan kuisyaratkan untuk lebih membungkuk. Dengan keadaan begitu, aku bisa memasukkan batang kemaluanku yang dari tadi sudah dengan sedikit leluasa.
Ternyata ML di air itu membuat lubang kemaluan menjadi serat dan agak sulit dimasuki. Susah payah juga, sedikit demi sedikit akhirnya amblas juga semuanya (20 cm dengan diameter 4 cm punyaku).
“Oh mmmam, you are the best…,” bisikku.
“And you had the biggest dick inside me.” sahutnya sambil mengulum bibirku.
Mulailah kugenjot, pertama perlahan-lahan, lama kelamaan semakin cepat sambil memutar-mutar batang kemaluanku di dalam lubang kemaluannya seperti orang mengebor. Kadang aku sengaja agak keras sehingga perutku mendorong-dorong pantatnya. Hampir sekitar 20 menit, kami menikmati adegan ini dan sudah yang kedua kalinya ibuku mengalami orgasme.
Sambil merem melek, aku mendesah, “Mam aku udak mau keluar iih… akh… ahhh… crooottt… croottt… crot…”
Tidak tahan lagi aku tembakkan saja spermaku di dalam hampir sebanyak 6 kali tembakan. Dan kelihatan ibuku sangat menikmati pertemputan ini. Kami kembali berciuman seperti layaknya sepasang kekasih.
Sesudah itu, Beliau naik duluan ke atas dan kembali ke tenda sambil membawa bajunya tanpa mengenakannya terlebih dahulu. Sementara aku masih memikirkan apa yang baru saja aku lakukan.
Menjelang malam, kulihat ibuku sedang mempersiapkan makan malam untuk kami berdua. Sambil makan malam, kami kembali membahas apa yang terjadi tadi siang, dan tentu saja beliau berpesan agar semua yang terjadi di sini hanya kami berdua yang mengetahuinya. Aku sih setuju banget. Setelah kenyang dan mencuci peralatan masak, kami kembali mengobrol sambil menikmati wine yang kami bawa. Mengingat besok sudah harus kembali ke kota, kami berdua sepakat untuk membuat kenangan yang tidak terlupakan.
Kembali kami berciuman mesra di samping api unggun sambil kami saling membukakan pakaian kami masing-masing. Udara dingin yang tadinya menyengat berubah menjadi kehangatan yang tiada tara. Tanpa disadari kami sudah telanjang bulat dan posisiku terlentang di tikar. Sambil berciuman tangan beliau mengocok batang kemaluanku yang sudah mulai menegang, dilanjutkan dengan mejilati dadaku dan pentilku, turun menuju perut terus sampai ke jempol kaki. Dihisapnya jempol kakiku yang membuat aku melayang.
“Bill, ini namanya mandi kucing.” terangnya.
“Aduh mam, enak banget, geli tapi enak.” sahutku gemetaran.
Kembali beliau menjilati betisku, dengkulku dan terakhir buah batang kemaluanku dilahapnya. Dijilatinya satu persatu hingga mengkilap terkena sinar api unggun. Gilanya lidah beliau sekali-kali menyapu lubang pantatku yang membuat aku semakin melayang. Tiba akhirnya, lidahnya menjilati kepala batang kemaluanku sebelum dimasukkan ke mulutnya yang hangat.
Dengan sedikit menjulurkan kepalaku, bisa kulihat kepala ibuku naik turun sambil tangannya membelai-belai dadaku. Semakin cepat gairah, kepalanya naik turun sehingga membuatku mau orgasme.
Kubilang, “Mam kayaknya mauuu kkeelluuaarr nih.”
“Yah udah, keluarin aja yah di mulut.” katanya.
Tanpa ragu-ragu kusemprotkan semua spermaku di rongga mulutnya. Lalu terdengar bunyi, “Glek” seperti orang menelan air. Ternyata semua spermaku habis ditelannya tanpa setetes pun tersisa sambil terus menyedot-nyedot batang kemaluanku dengan rakusnya serasa buah batang kemaluanku ikut tersedot. Sesudah puas, beliau bangkit dan mengambil 2 gelas wine untuk kami berdua, kemudian kami toast.
“Bill, mami sayang banget sama kamu.” katanya.
Tidak mau kalah kataku, “Billy juga sayang sama mami, sayang buanget,” kemudian disambutnya dengan ciuman mesra.
Akhirnya, kami tertidur kecapean tanpa sehelai benangpun di dalam kantong tidur yang sama.
Paginya, kami segera berbenah untuk segera kembali ke kota, karena sore harinya ibuku sudah harus kembali ke LA untuk menemui teman lamanya sebelum beliau kembali ke Jakarta. Setibanya di kota aku kembali sibuk mengurus tiketnya dan dia juga sibuk membeli beberapa cindera mata. Sekitar jam 19:30, tibalah waktunya untuk mengantar ibuku ke airport. Terbersit kesedihan di matanya karena kami harus berpisah beberapa saat. Aku juga tidak tahan sebetulnya dengan perpisahan. Setelah boarding, kami mengobrol dulu sejenak, tapi tiba-tiba ibuku menarik tanganku menuju ke suatu tempat. Tempatnya agak pojok seingatku, itu adalah toilet khusus wanita. Setelah menunggu isyarat darinya, baru aku berani masuk dan ternyata kosong. Kami memilih salah satu bilik dan menguncinya dari dalam. Mungkin karena berada di negara yang bebas, aku sedikit tidak terlalu takut. Ibuku mengulumku dengan ganasnya sambil membuka retsleting celana jeansku. Maka dengan mudah batang kemaluanku keluar karena sudah tegang dari tadi. Diciumnya dengan mesra sekali kepala batang kemaluanku berkali-kali yang kemudian dibenamkan dalam-dalam mulutnya.
Di sela-sela kulumannya sempatnya beliau berpesan, “Bill, kalau mami ngga ada, jangan ML sembarangan yah! Pilih-pilih dulu and jangan lupa pake komdom. Buat ngga kena penyakit.”
Aku sih hanya bisa menganggukkan kepala saja, sebab lagi asyik. Semakin menggalak saja beliau menghisapnya, sambil tangannya memainkan buah batang kemaluanku.
“Mam… aku udah mau keluar nihhh… ahhh… uuuhhh… crot… crooot…” kataku sambil menutup mulutku takut terdengar orang lain.
Kali ini mungkin terlalu banyak, sehingga sebagian dari spermaku mengalir keluar melalui bibirnya yang seksi. Diusapnya pakai tangannya kemudian dijilati kembali dengan lidah mungilnya.
Tiba-tiba, kenikmatan kami terganggu karena berita panggilan kepada para penumpang untuk segera naik ke pesawat. Dengan tergesa-gesa aku menaikkan celanaku dan kami merapihkan baju masing-masing.
Sementara itu ibuku malah membuka celana dalam G-stringnya dan memberikannya kepadaku sambil berpesan, “Bill, kamu simpan ini, dan bawa balik ke Jakarta kalo kamu pulang nanti…”
Kaget bukan kepalng, aku terima dan aku masukkan ke dalam kantong celana jeansku.
“Ok Mam, aku janji deh.” sahutku sambil mencium keningnya.
Kami berlari menuju pintu masuk. Sempat-sempatnya aku memperhatikan pantat ibuku terguncang-guncang karena tanpa celana dalam dan dibungkus rok mini ketat. Di depan pintu aku mencium tangannya seperti hubungan **rmal ibu dan anak. Ibuku bergegas masuk sambil melambaikan tangannya, yang sementara itu aku masih berpikir, sepertinya ada yang janggal di bibir ibuku tadi. Pikir punya pikir ternyata itu bekas spermaku yang membentuk garis putih di atas bibir, seperti orang habis minum susu atau milkshake. Tapi sudah terlanjur masuk, jadi aku tidak sempat untuk memperingati beliau supaya menghapusnya dengan tissue.
“Have a nice flight, Mom… see you soon.” kembali aku bergumam.



Aku Sony, berumur 23 tahun. Ini cerita mengenai pengalamanku. Pertama-tama aku mau cerita soal diriku. Aku saat ini kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta di Malang. Di Malang aku tinggal dengan tanteku. Tanteku orangnya masih muda, umurnya hanya selisih 3 tahun denganku. Itulah mengenai diriku, dan selanjutnya silakan ikuti pengalamanku ini.
Saat itu aku baru saja pulang kuliah, langsung saja kumasuk ke kamar. Ketika baru sampai di depan pintu kamar, samar-samar kudengar tante sedang bicara dengan temannya di telpon. Aku orangnya memang suka jahil, kucoba menguping dari balik pintu yang memang sedikit terbuka. Kudengar tante mau mengadakan pesta seks di rumah ini pada hari Sabtu. Aku gembira sekali mendengarnya. Untuk memastikan berita itu, langsung saja aku masuk ke kamar tante. Setelah selesai telpon, tante kaget melihatku sudah masuk ke kamarnya.
“Lho Son, Kamu udah pulang rupanya. Kamu ada perlu ama Tante, ya..?” katanya.
Aku langsung saja to the point, “Tante, Sony mau nanya.., boleh khan..?” kataku.
“Boleh aja keponakanku sayang, Kamu mau nanya apa..?” sambungnya sambil menyubit pipiku.
“Tapi sebelumnya Sony minta maaf Tante, soalnya Sony tadi nggak sengaja nguping pembicaraan Tante di telpon.”
“Aduhh.. Kamu nakal ya Son, awas nanti Aku bilangin ama Mama Kamu lho. Tapi.. Oke dech nggak apa-apa. Terus apa yang mau Kamu tanyakan, ayo bilang..!” katanya agak jengkel.
“Sony tadi dengar Tante ama teman Tante mau ngadain pesta seks disini, benar itu Tante..?” kataku pelan.
“Idihhh.. jorok ach Kamu. Masak Tante mau ngadain pesta seks disini, itu nggak benar Son.”
“Tapi tadi Sony dengar sendiri Tante bicara ama teman Tante, please donk Tante, jangan bohongin Sony. Nanti Sony bilangin ama Om kalau Tante mau ngadain pesta disini.” kataku agak mengancam.
“Apaaa..! Aduhhh.., Son, please jangan bilang ama Om Kamu. Iya dech Tante ngaku.” katanya agak memohon.
“Nah, khan ketahuan Tante bohongin Sony.” kataku senang.
“Terus Kamu mau apa kalau Tante ngadain pesta..?” katanya penasaran.
“Gini Tante, anuuu.., anuuu.., Sony.., pengen… anuuu…”
“Anu apa sih Son..? Ngomong donk terus terang..!” katanya tambah penasaran.
“Boleh nggak, Sony ikutan pestanya Tante..?”
Aduh tante melotot lagi sambil berkata, “Udah, ah, Kamu ini kayak orang kurang kerjaan aja.”
Terus kurayu lagi, “Yaaaa… Tante.. ya.. please..!”
“Tapi ini khan untuk orang dewasa lagi, Kamu ngaco dech. Lagian khan Kamu masih kecil.” katanya agak kesal.
“Tapi Tante, Sony khan udah gede, masak nggak boleh ikut. Kalau nggak percaya, Tante boleh lihat punya Sony..!”
Lalu kulepaskan celana dan CD-ku. Lalu terlihatlah batang kemaluanku yang lumayan besar, kira-kira panjangnya 17 cm dengan diameter 10 cm.
Tante kaget sekali melihat ulahku lalu, “Wowww.., Sony sayang.., punya Kamu besar dan panjang sekali. Punya Kamu lebih besar dari Om Kamu. Hhhmmm.., boleh nggak Tante pegang kepala yang besar itu Sayang..?” katanya dengan genit.
“Tante boleh ngobok-ngobok kontolku, tapi Tante harus ngijinin Sony ikut pesta nanti..!” kataku agak mengancam.
“Ya dech, Sony nanti boleh ikut. Tapi Tante mau nanya ama kamu, Sony udah pernah ngeseks belom..?” tanyanya.
Lalu kukatakan saja kalau aku belum pernah melakukan seks dengan cewek, tapi kalau raba sana, raba sini, cium sana, cium sini sih aku pernah melakukannya.
“Mau nggak Tante ajarin..?” katanya dengan genit.
Aku hanya terdiam. Lalu tiba-tiba tante meletakkan tangannya di pahaku. Aku begitu terkejut.
“Kenapa Kamu terkejut..? Tante hanya memegang paha Kamu aja kok..!”
Kemudian tante mengambil tanganku, lalu dia mulai menciumi tanganku. Aku merasakan barangku mulai bangun.
Tanteku mulai menciumi leherku, kemudian bibirku dilumat juga. Dia masukkan lidahnya ke dalam mulutku, tanpa kusadari aku mengulum lidahnya. Nafasnya mulai tidak beraturan kudengar. Sementara kami asyik berciuman, tangannya mulai meraba-raba batang kemaluanku. Dia meremas-remas pelan. Aku pun jadi mulai berani. Kumasuki tanganku ke dalam bajunya untuk meraba payudaranya. Kumasukkan tanganku ke dalam bra-nya, terus kuremas-remas.
“Aaahhh…” dia mulai mendesah.
Tidak lama aku disuruh duduk di tepi ranjang, sementara tante melepaskan bajunya step-by-step. Mataku tidak berkedip sedetik pun. Aku tidak mau melepaskan pemandangan yang indah itu dari mataku. Kelihatan bra-nya yang berwarna hitam transparan, sehingga payudaranya yang putih dengan putingnya yang merah kecoklatan samar terlihat. CD-nya ternyata berwarna hitam transparan berenda. Kulihat belahan vaginanya yang tidak ada bulunya itu. Lalu dia melepaskan bra-nya, payudaranya yang lumayan besar itu seperti loncat keluar dan mulai berayun-ayun, membuatku tambah tegang saja. Kemudian dia melepaskan CD-nya. Kelihatan vaginanya begitu menarik, agak kecoklatan warnanya. Lalu tante jalan menghampiriku yang duduk di tepi ranjang.
“Tante buka baju Kamu yaaa.., Son..?” katanya genit.
Aku hanya mengangguk. Setelah aku telanjang total, tante langsung jongkok di depanku dan menyuruhku membuka kaki lebar-lebar. Batang kejantananku yang sudah tegang itu tepat di depan wajahnya. Lalu dia mulai menjilati kakiku mulai dari jempol kakiku dan yang lainnya. Dia naik ke betisku yang berbulu lebat, persis hutan di Kalimantan. Kemudian dia naik lagi ke pahaku, dielusnya dan dijilatinya, setelah itu dia berpindah ke lubang anusku yang juga dicium dan dijilatinya. Tidak hanya itu, ternyata dia memasukkan jari tengahnya ke lubang anusku. Ohh.., nikmatnya. Lalu dia mulai mengelus-elus batang kejantananku dan tangan satunya memijat-mijat my twins egg-ku.
“Aaahhh..!” aku mengerang kenikmatan.
Kemudian dia memasukkan batang kejantananku ke mulutnya, dia hisap penisku, terus diemut-emutnya senjata kejantananku. Dia gerakkan kepalanya naik-turun dengan batang kejantananku masih di dalam mulutnya. Terasa penis saya menyentuh tenggorokannya dan masih terus dia tekan. Masih dia tekan terus sampai bibirnya menyentuh badanku. Semua batang penisku ditelan oleh tanteku, lidahnya menjilat bagian bawah penisku dan bibirnya dibesar-kecilkan, sebuah rasa yang tidak pernah kubayangkan. Penisku kemudian dikeluar-masukkan, tapi tetap masuk seluruhnya ke tenggorokannya.
Setelah beberapa lama dihisap dan dikeluar-masukkan, terasa batang penisku sudah mau mengeluarkan cairan.
Sambil memeras biji kemaluanku dan tangan yang satu lagi dimasukkannya ke dalam lubang pantatku, kubilang sama tante, “Tante.., Aku mau keluar, ohhh..!”
Dia keluarkan penisku dan bilang, “Go on come in My mouth. I want to taste and drink your cum, Sony. Hhhmmm…”
Penisku dimasukkan lagi, dan sekarang dia memasukkan dengan lebih dalam dan dihisap lebih keras lagi. Setelah beberapa kali keluar masuk, kukeluarkan spermaku di dalam mulut tante, dan langsung ke dalam tenggorokannya. Terasa tengorokannya mengecil dan jari di lubang pantatku lebih ditekan ke dalam lagi sampai semuanya masuk. Aku benar-benar merasakan nikmat yang sulit dikatakan.
Perlahan-lahan dia mengeluarkan batang penisku sambil berkata, “Punya Kamu enak Son.., Tante suka,” katanya, “Sekarang giliran Kamu yaaahhh..!” pintanya.
Kemudian dia berbaring di tempat tidur dan kakinya dikangkanginya lebar-lebar. Tante menyuruhku menjilat vaginanya yang kelihatan sudah basah. Baru pertama kali itu kulihat vagina secara langsung. Dengan agak ragu-ragu, kupegang bibir vaginanya.
“Jangan malu-malu..!” katanya.
Kugosok-gosok tanganku di bibir kemaluannya itu. Mmmhhh.., dia mulai mengerang. Lama-lama klitorisnya mulai mengeras dan menebal.
“Kamu jilat dong..!” pintanya.
Kemudian aku menunduk dan mulai menjilati liang senggamanya yang sudah merah itu.
“Mmmhhh.., enak juga..” kupikir.
Aku semakin bersemangat menjilati vagina tanteku sendiri. Sedang asyik-asyiknya aku menjilati liang senggama, tiba-tiba badan tanteku mengejang.
Desahannya semakin keras, “Aaahhh.., aaahhh..!”
Lalu muncratlah air maninya dari lubang senggamanya banyak sekali. Langsung saja kutelan habis cairan itu. Mmmhhh.., enak juga rasanya.
Kemudian dia bilang, “Ohhh.., God.. bener-bener hebat Kamu Son.. lemes Tante.. nggak kuat lagi dech untuk berdiri.., ohhh…!”
Lalu dengan perlahan kutarik kedua kakinya ke tepi ranjang, kubuka pahanya lebar-lebar dan kujatuhkan kakinya ke lantai. Vaginanya sekarang sudah terbuka agak lebar. Nampaknya dia masih terbayang-bayang atas peristiwa tadi dan belum sadar atas apa yang kulakukan sekarang padanya. Begitu tante sadar, batang kejantananku sudah menempel di bibir kemaluannya.
“Tante, Sony udah nggak tahan nich..!” kataku memohon.
Dia mengangguk lemas, lalu, “Ohhh..!” dia hanya bisa menjerit tertahan.
Lalu selanjutnya aku tak tahu bagaimana cara memasukkan penisku ke dalam liang senggamanya. Lubangnya agak kecil dan rapat. Tiba-tiba kurasakan tangan tante memegang batang kejantananku dan membimbing senjataku ke liang kenikmatannya.
“Tekan disini Son..! Pelan-pelan yaaa.., punya Kamu gede buanget sih..!” katanya sambil tersenyum.
Lalu dengan perlahan dia membantuku memasukkan penisku ke dalam lubang kemaluannya. Belum sampai setengah bagian yang masuk, dia sudah menjerit kesakitan.
“Aaa.., sakit… oohhh.., pelan-pelan Son, aduhhh..!” tangan kirinya masih menggenggam batang kemaluanku, menahan laju masuknya agar tidak terlalu keras.
Sementara tangan kanannya meremas-remas rambutku. Aku merasakan batang kejantananku diurut-urut di dalam liang kenikmatannya. Aku berusaha untuk memasukkan lebih dalam lagi, tapi tangan tante membuat penisku susah untuk memasukkan lebih dalam lagi.
Aku menarik tangannya dari penisku, lalu kupegang erat-erat pinggulnya. Kemudian kudorong batang kejantananku masuk sedikit lagi.
“Aduhhh.., sakittt.., ohhhh.. ssshhh.. aaacchhh..” kembali tante mengerang dan meronta.
Aku juga merasakan kenikmatan yang luar biasa, tak sabar lagi kupegang erat-erat pinggulnya supaya dia berhenti meronta, lalu kudorong sekuatnya batang kemaluanku ke dalam lagi. Kembali tante menjerit dan meronta dengan buasnya.
Aku berhenti sejenak, menunggu dia tenang dulu lalu, “Lho kok berhenti, ayo goyang lagi donk Son..,” dia sudah bisa tersenyum sekarang.
Lalu aku menggoyang batang kejantananku keluar masuk di dalam liang kenikmatannya. Tante terus membimbingku dengan menggerakkan pinggulnya seirama dengan goyanganku.
Lama juga kami bertahan di posisi seperti itu. Kulihat dia hanya mendesis, sambil memejamkan mata. Tiba-tiba kurasakan bibir kemaluannya menjepit batang kejantananku dengan sangat kuat, tubuh tante mulai menggelinjang, nafasnya mulai tak karuan dan tangannya meremas-remas payudaranya sendiri.
“Ohhh.., ohhh.., Tante udah mo keluar nich.., ssshhh.. aaahhh..” goyangan pinggulnya sekarang sudah tidak beraturan, “Kamu masih lama nggak, Son..? Kita keluarin bareng-bareng aja yuk.. aaahhh..!”
Tidak menjawab, aku semakin mempercepat goyanganku.
“Aaahhh.., Tante keluar Son..! Ohhh ennaakkk..!” dia mengelinjang dengan hebat, kurasakan cairan hangat keluar membasahi pahaku.
Aku semakin bersemangat menggenjot. Aku juga merasa bahwa aku juga akan keluar tidak lama lagi.
Dan akhirnya, “Ahhh.., ssshhh.. ohhh..!” kusemprotkan cairanku ke dalam liang kewanitaannya.
Lalu kucabut batang kejantananku dan terduduk di lantai.
“Kamu hebat..! Sudah lama Tante nggak pernah klimaks.., oohhh..!” katanya girang.
“Ohhh.., Sony cape.., Tante!” kataku sambil tersenyum kelelahan.
Kami tidak lama kemudian tertidur dalam posisi kaki tante melingkar di pinggangku sambil memeluk dan berciuman. Aku sudah tidak ingat jam berapa kami tertidur. Yang kutahu, ada yang membersihkan penisku dengan lap basah tapi hangat. Ternyata tante yang membersihkan batang kejantananku dan dia sudah terlihat bersih lagi. Setelah selesai membersihkan penisku, dia langsung menjilatinya lagi. Dengan tetap semangat, batang kejantananku dihisap dan dimasukkan ke dalam mulutnya. Yang ini terasa lebih dalam dan lebih enak, mungkin posisi mulut lebih cocok dibandingkan waktu aku berdiri.
Dengan cepat batang keperkasaanku menjadi keras lagi dan dia bilang, “Son, sekarang Kamu kerjain Tante dari belakang ya..!”
Dia kemudian membelakangiku, pantat serta vaginanya terlihat merekah dan basah, tapi bekas-bekas spermaku sudah tidak ada. Sebelum kumasukkan batang kejantananku, kujilat dulu bibir vaginanya dan lubang pantatnya. Tercium bau sabun di kedua lubangnya dan sangat bersih. Cairan dari liang senggamanya mulai membasahi bibir kemaluannya, ditambah dengan ludahku. Di ujung kemaluanku terlihat cairan menetes dari lubang kepala kejantananku. Kuarahkan batang kemaluanku ke lubang vaginanya dan menekan ke dalam dengan pelan-pelan sambil merasakan gesekan daging kami berdua. Suara becek terdengar dari batang kejantananku dan vaginanya, dan cukup lama aku memompanya dengan posisi ini.
Tante kemudian berdiri dan bersandar ke dinding di atas tempat tidur sambil membuka pahanya lebar-lebar. Satu dari kakinya diangkat ke atas. Dari bawah, kemaluannya terlihat sangat merah dan basah.
“Ayo masukin lagi sekarang, Son..!” pintanya tak sabar.
Aku dengan senang hati berdiri dan memasukkan batang kejantananku ke liang senggamanya. Dengan posisi ini, kumasuk-keluarkan batang kejantananku. Setiap kali aku mendorong batang penisku ke liang senggamanya, badan tante membentur dinding.
Sambil memelukku dan sambil berciuman, dia bilang, “Son, Tante mo keluar nich..!”
Kemudian kurasakan lubang senggamanya diperkecil dan memijat batang keperkasaanku dan bersamaan kami keluar dan orgasme. Aku masih bisa juga keluar, walaupun tadi sudah keluar dua kali. Dan yang kali ini sama enaknya.
Kami terus rebahan di kasur sambil berpelukan. Kepala tante di dadaku dan tangannya memainkan penisku yang masih basah oleh sperma dan cairan vaginanya. Dengan nakal tante menaruh jari-jarinya ke wajahku dan mengusap ke seluruh wajahku. Bau sperma dan vaginanya menempel di wajahku. Dia tertawa waktu aku pura-pura mau muntah. Untuk membalasnya, kuraba-raba vaginanya yang masih banyak sisa spermaku dan seluruh telapak tanganku basah oleh sperma dan cairan dia. Pelan-pelan kutaruh di wajahnya, dan wajahnya kuolesi dengan cairan itu. Dia tidak mengeluh tapi justru jari-jariku dijilat satu persatu.
Setelah jari dan tanganku bersih, dia mulai menjilati wajahku, semua bekas sperma dan cairannya dibersihkan dengan lidahnya.
Selesai dengan kerjaannya, dia bilang, “Son, sekarang giliran Kamu yaahh..!”
Wow, tidak disangka aku harus menjilat spermaku sendiri. Karena tidak punya pilihan, aku mulai menjilati cairan di wajahnya, dimulai dari bibirnya sambil kukulum keras-keras. Nafas tante terasa naik lagi dan tangannya mulai memainkan batang kejantananku. Tidak disangka kalau aku bisa juga membersihkan wajahnya dan menjilat spermaku sendiri.
Tanganku diarahkan ke liang senggamanya dan digosok-gosokkan ke klit-nya. Kami saling memegang kira-kira 30 menit. Terus kami berdua mandi untuk membersihkan badan kami.

3 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Wow Artikelnya HOT Bagus Bagus... Tetap Lanjut...
    Saya Lg Blogwolking Klo berkenan Kunjungi Web Saya... Min... Terimakasih

    OBAT PENGGUGUR KANDUNGAN

    OBAT TERLAMBAT BULAN

    OBAT PELANCAR HAID

    OBAT ABORSI ASLI


    Hubungi; 082243552778

    PIN BB ; 269CB12E





























































    BalasHapus
  3. Butuh Bandar Online terpercaya ?
    Yuk join aja menjadi member Di TogelPelangi

    Menyediakan permainan ;
    Togel
    Live dd48red blue

    serta memberikan prediksi terakurat

    DISKON Pemasangan :
    4D ; 66%
    3D : 59%
    2D : 29%

    Support 4 Bank terbaik :
    BCA
    MANDIRI
    BNI
    BRI

    Hot Promosi Jackpot Super Lucky
    Promo New Member
    Komisi Referal 1%

    Daftar sekarang bos : www.togelpelangi.com/daftar

    Info dan contact :

    BBM D8E23B5C
    LINE togelpelangi
    No telp.dan W.a +85581569708

    Silahkan bos



    BalasHapus